1.
RUANG
LINGKUP
Konsolidasi terjadi jika suatu
lapisan tanah mengalami tambahan beban diatasnya, maka air pori akan mengalir dari lapisan tersebut dan
isinya (volume) akan menjadi lebih kecil. Konsolidasi terjadi secara vertical,
tambahan beban tidak bergerak secara horizontal karena ditahan oleh tanah
disekelilingnya.
2.
REFERENSI
SNI 03-2812-1992
3.
PERALATAN DAN BAHAN
a)
Alat konsolidasi atau oedometer
b)
Ring konsolidasi
c)
Batu pori
d)
Timbangan dengan ketelitian 0,1
gr
e)
Dial gauge
f)
Stop watch dengan ketelitian
sampai detik
4.
PERSIAPAN
CONTOH
4.1 Persiapan Sebelum Pengujian
4.1.1 Ukuran Contoh Uji
Contoh
uji berbentuk silinder dengan diameter 6,53 cm dan tinggi 1,9 cm
4.1.2 Contoh Tanah Tak Terganggu
Contoh
tanah tak terganggu dapat di bentuk dengan
2 cara yaitu:
1)
Contoh
tanah dikeluarkan dari tabung atau dipotong dari contoh blok dan diletakkan
pada landasan alat pembentuk, lalu dibentuk dengan ketentuan:
a)
menggunakan
pisau/gergaji kawat sesuai ukuran yang dibutuhkan
b)
tinggi dan
diameter harus diukur dengan tepat
c)
kadar
air dan berat volume contoh harus di uji
d)
berat volume dan derajat kejenuhan harus dihitung
2) Contoh
tanah dibentuk langsung dengan cara:
a) masukan
cetakan ke dalam tabung contoh
b) keluarkan
tabung cetak beserta contoh tanahnya dengan ekstruder dari tabung contoh
c) potong
tanah dengan pisau
d) bersihkan
tanah yang berada di sekeliling tabung cetak
e)
keluarkan contoh tanah dari tabung cetak dengan
ekstruder
4.1.3 Contoh Tanah Terganggu yang Didapatkan
Contoh tanah tergangu yang didapatkan dapat dibentuk
dengan cara berikut :
1) sediakan bahan contoh sesuai keperluan dan campur dengan
air agar tercapai kadar air sesuai dengan spesifikasi; kemudian disimpan dalam
kaleng tertutup atau plastik dan diamkan selama
± 16 jam;
2)
padatkan bahan contoh dalam tabung belah dengan
ketentuan:
a) bahan
contoh yang akan dipadatkan dibagi minimal dalam 6 lapisan dengan berat dan volume tertentu
untuk setiap lapis
b) contoh
didapatkan lapis demi lapis sehingga mencapai kepadatan yang diinginkan dengan
menggunakan alat penumbuk (besi atau
kayu)
c) bagian
atas dari setiap lapis contoh harus diris-iris sebelum dilanjutkan dengan lapis
berikutnya
d) contoh
dikeluarkan dari tabung belah, lalu dipotong sesuai tinggi yang dibutuhkan
e) contoh
tersisa di uji kadar air dan berat volume butirnya, lalu berat isinya dihitung.
5.
PROSEDUR
PENGUJIAN
5.1 Cetak
contoh tanah ke dalam ring, hati-hati supaya contoh tidak terganggu. Tentukan
pula kadar air awal. :
a.
Timbang
dan catat berat tara
b.
Timbang dan catat berat sample tanah + tara = berat basah
c.
Masukkan dalam oven (1100 - 1200C)
selama 2 x 24 jam atau setidaknya 1 x 24 jam
d. Keluarkan
dari oven lalu masukkan kedalam desikator untuk penyesuaian dengan suhu ruang ±
1 jam
e.
Timbang lagi, catat beratnya = berat kering
5.2 Cekatkan
cetakan dalam selnya, pasang batu pori
pada dasar dan bagian atas contoh uji. Sebelum digunakan, batu pori dijenuhkan terlebih
dahulu dengan cara direbus. Antara batu pori
dengan tanah diletakkan pula kertas filter.
5.3 Atur
supaya lengan beban dalam posisi mendatar, kemudian beri beban sebesar 2.5 kN/m2
agar contoh terpegang pada tempatnya dengan baik, dan selanjutnya rendam dengan
aquades.
5.4 Atur
dial gauge pada posisi nol. Diamkan contoh selama 24 jam dengan pembebanan awal
5.5
Peningkatan beban dilakukan
setelah setiap 24 jam dengan urutan sebagai berikut :
0.25 Kg/cm2, selanjutnya
diamkan selama 24 jam kemudian tingkatkan beban menjadi :
0.50 Kg/cm2, dan
lakukan pembacaan penurunan dial gauge dengan interval waktu sebagai
berikut :
1’, 2 1/4’, 4’, 6 1/4’, 9’, 12 1/4’,16’,
20 1/4’, 25’, 30 1/4’, 36’, 42 1/4’
49’,
56 1/4’,
64’, 72 1/4’, 81’, 91 1/4’, 100’,
kemudian diamkan selama 24 jam lalu
baca
kembali posisi dial gauge. Setelah itu tingkatkan beban menjadi :
1.00
Kg/cm2, dan lakukan pembacaan dial gauge sesuai prosedur di atas.
Setelah itu tingkatkan beban menjadi 2.00, 4.00, 8.00, dan 16.00 Kg/cm2 sambil
melakukan pembacaan posisi dial gauge seperti prosedur di atas.
5.6
Setelah
peningkatan beban selesai, untuk penurunan beban dapat dilakukan sesuai dengan
kebutuhan, biasanya dilakukan sebanyak 2 atau 3 titik dengan selang waktu antara
4 jam dengan penurunan beban menjadi 4.00 Kg/cm2 dan 0.25 Kg/cm2
dan catat perubahan dial gauge.
6.
PERHITUNGAN HASIL UJI
5.1
Perhitungan Cv dapat dilakukan dengan menggambar kurva
penurunan dan waktu
dengan :
H =
tinggi rata-rata benda uji (mm)
t90
= waktu 90% konsolidasi (detik)
t = waktu (detik)
` 5.2 Hitung
indeks kmpresibiltas menggunakan rumus :
dengan :
Cc = indeks
kompresi (compression index)
∆e = selisih
angka pori (e1 – e0)
P = tekanan
yang bekerja (Kpa)
5.3 Buat
grafik (plotting) angka pori atau persentase pengangkatan terhadap logaritma
dari
tekanan vertikal (log σ) seperti pada
gambar (1)
No comments:
Post a Comment