Friday, January 31, 2025

PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG PANCANG DENGAN ALAT PDA

 Latar Belakang

Pile Driving Analyzer (PDA) adalah suatu sistem yang terdiri dari suatu perangkat elektronik komputer untuk menganalisa hasil gelombang tumbukan dan dilengkapi dengan sepasang sensor accelerometer dan strain transducer berdasarkan peraturan ASTM D4945-08. Prinsip metode dinamik adalah pada ujung atas tiang diberikan tumbukan hammer. Dari tumbukan ini akan terjadi gelombang rambatan dari ujung atas sampai ke ujung bawah pondasi tiang yang kemudian terpantul kembali ke ujung atas karena reaksi tanah sehingga dari hasil pantulan rambatan gelombang ini dapat diukur dan digunakan untuk menghitung daya dukung aksial pondasi dengan menggunakan teori persamaan gelombang. Semakin besar kekuatan tanah, semakin kuat gelombang perlawanan yang timbul. Gelombang aksi maupun reaksi akibat perlawanan tanah akan direkam. Dari hasil rekaman, karakteristik gelombang-gelombang ini dianalisa untuk menentukan daya dukung statik tiang yang diuji.

Dari hasil tumbukan diperoleh grafik gaya (F) dan kecepatan (V) kemudian dilakukan analisa dan perhitungan untuk memperoleh data keluaran berupa daya dukung aksial tiang,tegangan tekan dan tarik maksimum yang terjadi pada lokasi transducer, energi yang ditransfer dari penumbuk ke tiang yang dipukul, dan penurunan yang terjadi pada saat dilakukan pengujian. Pada umumnya pelaksanaan pengujian pada tiang dilakukan setelah material tiang (beton) telah mempunyai umur yang cukup untuk memikul beban kejut dan tegangan dari hammer untuk mencegah terjadinya kerusakan pada tiang pada saat tiang tersebut dilakukan pengujian. Antisipasi lain dapat dilakukan dengan cara memperendah tinggi jatuh hammer, mempertebal cushion pada kepala tiang, dan lain sebagainya.


Peralatan Yang Digunakan

Peralatan yang digunakan adalah:

No.

 

Nama Alat

 

Gambar

 

1

Main unit PDA



 

2

Main Cable



 

3

Sensor Strain dan Accelerometer

 



4

Alat bor, mur dan baut


 

 

Tabel 1 Daftar Peralatan

 

Persiapan Pengujian

Sebelum pengujian dilaksanakan perlu dilakukan persiapan untuk pemasangan strain transducer dan accelerometer. Pemasangan strain transducer dan accelerometer dilakukan pada jarak minimal 1.5 diameter dari kepala tiang agar diperoleh penyebaran gelombang yang merata. Pemeriksaan koneksitas komputer, kabel, dan transducer dilakukan agar diperoleh data yang bagus. Persiapan lainnya adalah melakukan pencatatan data tiang, dan pemeriksaan hammer yang akan digunakan.


 Gambar 1. Ilustrasi Posisi Sensor

 

Pelaksanaan Pengujian dan Analisa Data

Pelaksanaan pengujian tiang dilakukan setelah persiapan instrumentasi dan data input PDA diperoleh. Pengujian diawali dengan satu pukulan awal untuk melihat koneksitas dan penyesuaian data yang dirasa perlu, selanjutnya dilakukan beberapa pukulan sampai diperoleh energi (EMX) yang maksimum.

 Sebagai analisis lanjutan pengujian dengan PDA, hasil rekaman gelombang akibat tumbukan hammer dapat dianalisa lebih lanjut dengan menggunakan software Case Pile Wave Equation Analysis Program atau disingkat dengan CAPWAP. Program CAPWAP mengkombinasikan rambatan gelombang pada tiang hasil rekaman PDA dan mobilisasi tanah beserta parameter – parameternya (Damping factor, quake, material tiang) dan secara iterasi menentukan parameter – parameter tanah lainnya, sehingga grafik gelombang hasil iterasi itu mempunyai korelasi yang cukup baik dengan grafik gelombang yang dihasilkan PDA. Proses iterasi ini disebut sebagai signal matching.

 Analisa dengan CAPWAP menghasilkan kurva penurunan tiang vs beban dan distribusi gaya gesek dan tahanan ujung tiang. Dengan demikian kualitas pengujian dengan PDA dapat dibandingkan selain dengan daya dukung batasnya juga melalui kurva penurunan tiang vs beban yang diperoleh melalui uji beban statik.

 



                                  Gambar 2. Ilustrasi Pelaksanaan Pengujian

Sunday, July 28, 2019

Cbr Lapangan dengan alat DCP

Pengujian CBR lapangan dengan alat DCP

1.          Tujuan
         Untuk menguji cepat kekuatan lapis perkerasan jalan tanpa pengikat

2.          Dasar Teori
Penetrasi konus dinamis adalah suatu alat yang terdiri dari tiga bagian utama, yang satu sama lainnya harus disambung sehingga cukup kaku.
Pengukuran dilakukan dengan cara menekan ujung alat berbentuk konus bersudut tertentu menggunakan pemukul dengan berat tertentu pula.
Konus adalah logam terbuat dari baja keras, yang bagian ujungnya berbentuk kerucut dan mempunyai sudut antara 300 c sampai 600 c.
Penggunaan sudut konus akan menentukan pula rumus atau grafik hubungan nilai CBR – DCP yang digunakan untuk menentukan nilai CBR.

3.          Peralatan
Peralatan penetrasi konus dinamis meliputi 3 bagian utama yang satu sama lain harus disambung hingga cukup kaku.
Adapun bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Bagian atas
- Handle
- Tangkai bagian atas dengan tinggi jauh 575 mm dan diameter 15 mm
- Palu berbentuk slinder berlubang dengan berat 8 Kg.
2.      Bagian tengah
- Landasan yang terbuat dari baja
- Cincin peredam kejut
- Pegangan untuk mistar pengukur kedalaman
3.      Bagian bawah
      - Tangkai bagian bawah dengan panjang 90 cm dan diameter 10 mm
      - Konus dengan diameter 20 mm.
      - Cincin pengaku
      - Sekrup.
4.      Peralatan lainnya
     - Tangkai penyambung dengan panjang 40 – 50 cm, diameter 20 mm.
     - Mistar baja

4.       Prosedur Pelaksanaan
1.    Sambung seluruh bagian peralatan dan pastikan sambungan tangkai atas dengan landasan serta tangkai bawah dengan kerucut baja sudah tersambung dengan kuat.
2.   Pegang alat yang sudah terpasang pada posisi tegak lurus di atas dasar tanah yang rata dan stabil, kemudian angkat batang penumbuk sampai menyentuh handle dari batang dan lepaskan dengan bebas, kemudian catat pembacaan kedalamannya.
3. Setelah mencapai tanah keras atau pembacaan maksimumnya maka pembacaan dan penumbukan di hentikan.

5.       Cara menentukan nilai CBR
1.   Periksa hasil pengujian lapangan yang terdapat pada formulir dan hitung akumulasi jumlah pukulan dan akumulasi penetrasi setelah dikurangi dengan pembacaan awal.
2.     Plotkan hasil pengujian lapangan.
3.     Tarik garis yang mewakili titik-titik koordinat tertentu yang menunjukkan lapisan yang relatif seragam.
4.    Hitung kedalaman lapisan yang mewakili titik-titik tersebut, yaitu selisih antara perpotongan garis-garis (satuan mm).
5.     hitung kecepatan penetrasi untuk setiap pukulan.
6.    gunakan gambar grafik dengan cara menarik nilai kecepatan penetrasi pada sumbu horizontal ke atas sehingga memotong garis No. 1.
7.    Tarik garis dan titik potong tersebut kearah kiri sehingga nilai CBR dapat diketahui.

 
Gbr. Hubungan grafik CBR dengan DCP

Search This Blog